BDP BCA (continue)

Saya adalah lulusan BDP BCA angkatan 9. Saat ini saya sedang menjalani ikatan dinas selama 2 tahun serta penempatan di Makassar. Dalam tulisan saya kali ini, saya akan menceritakan sedikit banyak tentang pengalaman saya mengikuti program ini, semoga tulisan ini dapat berguna.

BDP BCA adalah sebuah program Management Trainee BCA selama satu tahun yang mewajibkan pesertanya untuk focus belajar dan belajar, karena dalam masa pendidikannya itu akan banyak sekali ujian-ujian yang akan dilalui. Pada kurikulum saya, ada 4 periode ujian besar , yaitu: 3 bulan pertama focus pada modul, which is setelah itu kami akan diuji tentang text book tersebut. Semua nilai dari ujian selama mengikuti program BDP harus minimal 7, jika dibawah itu, monggoo…and bye bye 😀

Lalu yang kedua ada pada 3 bulan selanjutnya. Disini kami akan dikirim ke unit kerja masing-masing untuk OJT. Karena spesialisasi saya di Unit Bisnis Kartu Kredit, maka saya OJT di Grand Indonesia lt.31. Dalam 3 bulan ini saya belajar tentang alur kerja dari unit bisnis ini. Segala hal tentang kartu kredit BCA harus saya kuasai, baik tentang struktur karyawan, alur kerja dan ragam produk menjadi bahan yang akan diujikan  kepada saya. Setelah tahap ini lulus, lanjut ke bagian dimana saya harus membuat suatu project makalah yang harus saya presentasikan diakhir periode. Dsinilah final dari segala perjuangan saya selama setahun berjalan. Banyak yang mengatakan untuk dapat lulus pada tahap ini, yang perlu kamu lakukan hanyalah perdalam projek yang kamu lakukan dan berdoa, karena jika kamu mengerjakannya dengan sungguh-sungguh, kamu akan menguasai bahan dan apapu yang ditanyakan oleh penguji tidak akan jadi masalah besar untukmu. Namun banyak trainee yang menganggap hal ini sepele. Mereka berpikir ujian presentasi akan sangat jauh lebih gampang dari ujian tulis, namun kenyataannya banyak yang gagal pada tahap ini. Banyak penguji yang beranggapan para trainee tersebut memiliki watak yang “ngeyel”, attitude kurang baik, ataupun “tidak mau dikasih tau”. Menurut pihak management, mereka tidak butuh orang yang pintar untuk di recruit sebagai karyawan, mereka lebih memilih orang dengan attitude dan manner yang baik serta orang yang memiliki kemauan belajar tinggi, dibandingkan dengan yang “sok tau”.

Banyak pelajaran yang didapat dalam program setahun kami menjalani pendidikan. Saya merasa soft skill dan hard skill saya selalu diasah tanpa sadar. Ketika lulus dari program ini, kami langsung diterjunkan dalam dunia kerja yang sebenarnya. Dengan bekal yang selama ini telah diberikan kepada kami, saya rasa sudah saatnya segala teori yang ada di terapkan. Dengan tetap dalam pantauan pihak training center, kami mulai berkarir dan siap untuk menjadi calon-calon pemimpin dimasa mendatang, amin.